☔ Apa Saja Hak Paten Yang Dimiliki Prof Dr Ir Sedyatmo
Jalurtransit berikut memiliki rute yang melewati dekat Jalan Tol Prof. DR. Ir. Sedyatmo Bis: B06; Bagaimana menuju ke Jalan Tol Prof. DR. Ir. Sedyatmo menggunakan Bis? Klik pada rute Bis untk melihat petunjuk langkah demi langkah di peta, kedatangan jalur dan jadwal waktu terkini. Dari Perumahan Angkasa Pura II, Kota Tangerang
4 Aspek kerahasiaan yang dijamin oleh ketentuan hukum yang berlaku di masing-masing yurisdiksi negara asal dari pihak yang mempergunakan atau memanfaatkan dunia maya sebagai bagian dari sistem atau mekanisme jasa yang mereka lakukan. 5. Aspek hukum yang menjamin keamanan dari setiap pengguna dari internet. 6.
fH2pLaP. Prof. Dr.HC Ir. R. M. Sedijatmo Atmohoedojo Lahir 24 Oktober 1909, Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia Meninggal 15 Juli 1984 74 tahun Jakarta Pusat, Indonesia Pendidikan HIS Solo 1916-1923, MULO Solo 1923-1927, AMS-B di Yogyakarta 1927-1930, TH Bandung sekarang-ITB 1930-Mei 1934 Karier Insinyur di Dinas Pekerjaan Umum Mangkunegaran Surakarta 1934-, Insinyur di Departemen Pekerjaan Umum Hindia Belanda. Penemuan Konstruksi Cakar Ayam Istri Hj. R. Ay. Sumarpeni Prof. Dr.HC Ir. R. M. Sedyatmo atau Sedijatmo atau Sediyatmo adalah salah satu tokoh insinyur sipil Indonesia, cendekiawan, praktisi, ilmuwan dan guru besar Institut Teknologi Bandung. Lulusan ITB angkatan 1934 ini berhasil menemukan pondasi cakar ayam pada tahun 1962, sistem pondasi ini memungkinkan pembangunan di atas lahan yang labil, seperti landasan pacu pelabuhan udara Soekarno Hatta, Jakarta, dan banyak bangunan lain di seluruh dunia. Riwayat hidup Sedyatmo lahir di Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia pada 24 Oktober 1909, pernah sebelumnya nama Prof. Ir. Sedyatmo dengan nama Sarwanto di masa kecilnya, akan tetapi nama tersebut menjadikan sedyatmo sering sakit sakitan, maka dari itu di gantilah dengan nama Sedyatmo yang artinya sebagai anak yang kelak akan menadi anak yang baik dan berguna baik masyarakat, bangsa, dan negaranya. Sedyatmo merupakan putra Mangkunegaran yang besar dalam lingkungan aristodemokrasi, artinya keluarga aristokrat yang menganut paham demokrasi dalam kehidupan harian mereka. Dalam lingkungan seperti ini ia bertumbuh dan belajar untuk menciptakan peluang. Pendidikan dasar dilaluinya di HIS Solo 1916-1923, dilanjutkan ke MULO Solo 1923-1927, dan AMS B di Yogyakarta 1927-1930. Sedyatmo yang sering dijuluki "Si Kancil" karena terkenal karena banyak akalnya menempuh pendidikan di Technische Hoogeschool te Bandoeng THS sekarang ITB Bandung 1930-1934. Setelah lulus ujian tahap persiapan propaedeutisch-examen - ujian kenaikan tingkat 1 pada bulan Juli 1931, ujian kenaikan tingkat 2 pada bulan Juli 1932, ujian tahap kandidat candidaats-examen - ujian kenaikan tingkat 3 pada bulan Mei 1933, dan ujian akhir keinsinyuran ingenieurs-examen - ujian akhir tingkat 4 pada bulan Mei 1934, maka secara resmi Sedyatmo menjadi seorang insinyur sipil lulusan Bandung Bandoengsche civiel ingenieur. Selesai dari THS pada 1934 dengan masa studi tepat empat tahun, Sedyatmo bekerja sebagai insinyur perencanaan di berbagai instansi pemerintah. Sedyatmo dikenal karena menemukan "Konstruksi Cakar Ayam" pada tahun 1962. Temuan Sedyatmo awalnya digunakan dalam pembuatan apron Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya, landasan bandara Polonia, Medan, dan landasan bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Hasil temuannya tersebut telah dipatenkan dan dipakai di luar negeri. Karir Karier di dunia akademik dimulai sejak 1 Oktober 1950 dengan pengangkatannya sebagai lektor luar biasa untuk vak Waterkracht bidang pembangkit tenaga air pada bagian Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung kemudian menjadi ITB. Pada tanggal 1 Agustus 1951 ia resmi diangkat menjadi guru besar luar biasa bidang pembangkit tenaga air. Ia merupakan profesor pribumi kedua di jurusan teknik sipil ITB setelah Prof. Ir. Roosseno. Pada Lustrum ketiga Dies Natalis ke-15 Institut Teknologi Bandung tanggal 2 Maret 1974 Sedijatmo menerima penghormatan berupa Doctor Honoris Causa dalam Ilmu pengetahuan Teknik dari Senat ITB, atas dasar penilaian terhadap jasa-jasanya sebagai Insinyur, dengan promotor Prof. Ir. Soetedjo. Pondasi Cakar Ayam Sejarah Prof Dr Ir Sedijatmo tahun 1961 ketika sebagai pejabat PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol Jakarta. Dengan susah payah, 2 menara berhasil didirikan dengan sistem pondasi konvensional, sedangkan sisa yang 5 lagi masih terbengkelai. Menara ini untuk menyalurkan listrik dan pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan dimana akan diselenggarakan pesta olah raga Asian Games 1962. Karena waktunya sangat mendesak, sedangkan sistem pondasi konvensional sangat sukar diterapkan di rawa-rawa tersebut, maka dicarilah sistem baru ,Lahirlah ide Ir Sedijatmo untuk mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri dari plat beton yang didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya. Pipa dan plat itu melekat secara monolit bersatu, dan mencengkeram tanah lembek secara meyakinkan. Oleh Sedijatmo, hasil temuannya itu diberi nama sistem pondasi cakar ayam. Menara tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya, dan tetap kokoh berdiri di daerah Ancol yang sekarang sudah menjadi ka wasan industri. Bagi daerah yang bertanah lembek, pondasi cakar ayam tidak hanya cocok untuk mendirikan gedung, tapi juga untuk membuat jalan dan landasan. Satu keuntungan lagi, sistem ini tidak memerlukan sistem drainase dan sambungan kembang susut. Struktur Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang yang relatif tipis yang didukung oleh buis-buis beton bertulang yang dipasang vertikal dan disatukan secara monolit dengan plat beton pada jarak 200-250 cm. Tebal pelat beton berkisar antara 10-20 cm, sedang pipa-buis beton bertulang berdiameter 120 cm, tebal 8 cm dan panjang berkisar 150-250 cm. Buis-buis beton ini gunanya untuk pengaku pelat. Dalam mendukung beban bangunan, pelat buis beton dan tanah yang terkurung di dalam pondasi bekerjasama, sehingga menciptakan suatu siatem komposit yang di dalam cara bekerjanya secara keseluruhan akan identik dengan pondasi rakit ralft foundation. Mekanisme sistem podasi cakar alam dalam memikul beban dari hasil pengamatan adalah sebagai berikut Bila diatas pelat bekerja beban titik, maka beban tersebut membuat pelat melendut. Lendutan ini menyebabkan buis-buis cakar ayam berotasi. Hasil pengamatan pada model menunjukkan rotasi cakar terbesar adalah pada cakar yang terletak di dekat beban. Rotasi cakar memobilisasi tekanan tanah lateral di belakang cakar-ayam dan merupakan momen yang melawan lendutan pelat. Dengan demikian, cara mengurangi lendutan pelat, semakin besar momen lawan cakar untuk melawan lendutan maka semakin besar reduksi lendutan. Momen lawan cakar dipengaruhi oleh dimensi cakar dan kondisi kepadatan kuat geser tanah disekitar cakar,yaitu semakin panjang dan juga lebar cakar, maka semakin besar momen lawan terhadap lendutan pelat yang dapat diperoleh. Banyak bangunan yang telah menggunakan sistem yang di ciptakan oleh Prof Sedijatmo ini, antara lain ratusan menara PLN tegangan tinggi, hangar pesawat terbang dengan bentangan 64 m di Jakarta dan Surabaya, antara runway dan taxi way serta apron di Bandara Sukarno-Hatta Jakarta, jalan akses Pluit-Cengkareng, pabrik pupuk di Surabaya, kolam renang dan tribune di Samarinda, dan ratusan bangunan gedung bertingkat di berbagai kota. Sistem pondasi cakar ayam ini telah pula dikenal di banyak negara, bahkan telah mendapat pengakuan paten internasional di 11 negara, yaitu Indonesia, Jerman Timur, Inggris, Prancis, Italia, Belgia, Kanada, Amerika Serikat, Jerman Barat, Belanda; dan Denmark. Wikipedia Akhir hayat Sedyatmo melepas semua kedudukan dan kekuasaan karena harus pensiun pada usia 55 tahun di tahun 1964, tetapi tidak berhenti sampai di situ, Sedyatmo tetap memperjuangkan temuan pondasi cakar ayamnya dan masih mengabdi di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik hingga tahun 1976. Sedyatmo berpandangan kehidupan sebagai peluang dari Tuhan,segala kemampuan yang dimiliki bersumber dari kuasa Tuhan. Manusia hanya sebagai pelaksana dari senjata yang di berikan Tuhan,senjata lima serangkai yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia yaitu imajinasi, intelektual, intuisi, inspirasi, serta insting yang bekerja di luar kesadaran manusia dan satu hal yang sangat menonjol dari karakter Sedyatmo adalah kesabarannya dan kepasrahannya kepada kehendak Yang Kuasa. Setelah 14 tahun menduda dengan 5 orang putrinya, Sedyatmo menikah dengan Hj. R. Ay. Sumarpeni. Profesor Sedyatmo meninggal dunia di usia 75 tahun pada 1984 dan dimakamkan di Karanganyar. Sepeninggalannya, Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra Kelas I kepada Sedyatmo. Nama Sedyatmo kemudian diabadikan sebagai nama jalan bebas hambatan dari Jakarta menuju bandara Soekarno-Hatta. Sumber Wikipedia, berbagai sumber
Perhatikan teks berikut! Kisah Rekayasawan Indonesia Yang Mendunia, Prof. Dr. Ir. Sedyatmo Prof. Dr. Ir. Sedyatmo adalah seorang insinyur hebat dari Indonesia. Beliau lahir di Karanganyar, Jawa Tengah pada tahun 1909. Pak Sedyatmo pernah menempuh pendidikan di Technische Hoogeschool te Bandoeng THS atau yang kita kenal sekarang sebagai Institut Teknologi Bandung ITB. Hingga lulus tahun 1934 dari THS beliau melanjutkan bekerja sebagai insinyur perencanaan di berbagai instansi Pemerintah. Awalnya beliau diberi nama Sarwanto, tetapi karena menderita sakit yang tidak kunjung sembuh, sesuai kebiasaan masyarakat Jawa, orang tuanya memberinya nama baru yaitu Sedyatmo. Sedyatmo mempunyai arti sebagai anak yang kelak akan menjadi anak yang baik dan berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negaranya. Pak Sedyatmo merupakan orang yang sangat kritis dan berani, di masa sekolahnya beliau pernah menentang pendapat gurunya bahwa bumi ini bulat seperti bola. Namun setelah guru tersebut mencoba menjelaskan sejelas-jelasnya beliau mengakui kesalahan pemikirannya. Kemudian berkat dukungan dari guru di sekolahnya, Pak Sedyatmo dapat melanjutkan kuliah di THS dengan beasiswa. Dengan jaminan dari gurunya bahwa beliau mampu mengikuti perkuliahan disana pada rektor THS. Walaupun saat itu nilai rata-rata tes yang didapatnya tidak tinggi. Keterbukaannya kepada pendidik mengembangkan beliau menjadi orang yang kreatif. Pengalaman beliau ketika menanyakan fungsi teori bilangan khayal kepada dosennya yang kemudian dijawab dosennya dengan jujur bahwa dosennya tidak dapat menjawab pertanyannya, namun jika tidak memahami benar mengenai teori bilangan khayal maka ia tidak akan menjadi insinyur yang baik. Jawaban tersebut membuat beliau berpikir lebih dalam dan akhirnya mengakui kekuatan imajinasi sebagai salah satu pilar kesuksesan dalam penemuan baru. Pengagum tokoh pewayangan Bima dan Gatotkaca ini juga mengoptimalkan istilah "aji-aji pancasona" atau senjata lima serangkai yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia yaitu imajinasi, intelektual, intuisi, inspirasi, serta insting yang bekerja diluar kesadaran manusia. Karya pertama dari Pak Sedyatmo adalah jembatan air Wiroko yang selesai dibangun pada tahun 1937. Berkat dukungan penuh dari Mangkunegoro VII, maka tentangan dari Belanda, bahkan dari almamaternya sendiri THS tidak menjadi batu sandungan baginya. Karya pertama tersebut membangun kepercayaan dirinya sebagai seorang insinyur sehingga menjadi pembuka jalan bagi karya-karya berikutnya. Karya istimewa Pak Sedyatmo adalah Pondasi Cakar Ayam yang diperjuangkannya setelah harus pensiun di usia 55 tahun, pada tahun 1964. Pondasi Cakar Ayam terinspirasi dari akar pohon kelapa. Saat itu ditahun 1962 beliau sedang berlibur bersama keluarganya di pantai Celincing, hingga kemudian terpikir hal tersebut. Jika kita lihat dari cara penemuannya, penemuan tersebut hasil dari instuisinya dan pengamatan terhadap alam semesta. Sistem pondasi cakar ayam sangat sederhana, hingga cocok sekali untuk diterapkan di daerah dimana peralatan modern dan tenaga ahli sukar didapat. Pondasi Cakar Ayam terdiri dari plat dan beton dengan ketebalan 10-15cm, tergantung dari jenis konstruksi dan keadaan tanah dibawahnya. Di bawah plat beton dibuat sumuran pipa-pipa dengan jarak sumbu antara 2-3 m. Diameter pipa 1,20 m, tebal 8 cm, dan panjangnya tergantung dari beban di atas plat serta kondisi tanahnya. Untuk pipa digunakan tulangan tunggal, sedangkan untuk plat digunakan tulangan ganda. Sampai batas-batas tertentu, sistem ini dapat menggantikan pondasi tiang pancang 12 meter. Dalam memperjuangkan temuannya, setelah pensiun beliau bergabung dalam Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik hingga tahun 1976. Perjuangan untuk menggunakan pondasi cakar ayam berhasil dalam proyeknya di Cengkareng yaitu jalan tol menuju Bandara Soekarno-Hatta yang berawa-rawa. Kemudian beberapa proyek yang lain juga diterapkan rancangan Pondasi Cakar Ayam seperti dalam pembuatan apron Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya lalu Landasan Polonia, Medan, dan Landasan Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Yang kemudian membawa pengakuan dunia terhadap rancangannya hingga akhirnya dipatenkan dan dipakai diluar negeri. Bukan perjuangan yang singkat untuk mewujudkan rancangan Pondasi Cakar Ayam. Pondasi Cakar Ayam memiliki hak paten dari 10 negara. Selain itu beliau juga memiliki hak paten atas pipa pesat sistem Indonesia yang dipatenkan di Lima negara asing. Sehingga banyak orang asing yang melamar hasil temuan cakar ayamnya. Namun Pak Sedyatmo menunjukkan bagaimana menjadi seorang nasionalis. Di saat dukungan dari bangsa sendiri belum diperoleh. Beliau tetap bertahan pada idealismenya untuk mempersembahkan penemuannya bagi Bangsa Indonesia. Memang pantas beliau mendapatkan Bintang Mahaputra Indonesia kelas I serta Lencana Pengabdian kepada Pendidikan dan Kebudayaan. Bukan hanya pemerintah Indonesia yang memberinya penghargaan, bahkan pemerintah Perancis juga memberinya penghargaan Chevalier de La Legion d'Honneur karena keberhasilannya memimpin pelaksanaan pembangunan bendungan Jatiluhur. Tidak Lupa bahwa ide awal dari jembatan penghubung Surabaya dan Madura Suramadu merupakan hasil mimpi Sedyatmo akan jembatan bahari Ontoseno. Tidak hanya itu, pada Lustrum ketiga Dies Nata lis ke-15 Institut Teknologi Bandung tanggal 2 Maret 1974 Pak Sedyatmo menerima penghormatan berupa Docto Honoris Causa dalam ilmu pengetahuan Teknik dari Senat ITB, atas dasar penilaian terhadap jasa-jasanya sebagai insinyur, dengan promotor Prof. Ir. Soetedjo. Untuk mengabadikan jasa-jasanya nama Sedyatmo kemudian dijadikan sebagai nama jalan bebas hambatan menuju bandara Soekarno-Hatta. Profesor Sedyatmo meninggal dunia di usia 75 tahun pada 1984 dan dimakamkan di Karanganyar. Referensi - - -
ProPerson 169 Views Prof. Ir. Sedyatmo ialah seorang insinyur ternama indonesia, pernah sebelumnya nama Prof. Ir. Sedyatmo dengan nama Sarwanto di masa kecilnya, akan tetapi nama tersebut menjadikan sedyatmo sering sakit sakitan, maka dari itu di gantilah dengan nama Sedyatmo yang artinya sebagai anak yang kelak akan menadi anak yang baik dan berguna baik masyarakat, bangsa, dan negaranya. Nama Lengkap Prof. Dr. HC Ir. R Sedyatmo Tempat Lahir Karanganyar, Jawa Tengah Tanggal Lahir Minggu, 24 Oktober 1909Istri Hj. R. Ay. Sumarpeni Sedyatmo merupakan putra Mangkunegaran yang besar dalam lingkungan aristodemokrasi, artinya keluarga aristokrat yang menganut paham demokrasi dalam kehidupan harian mereka. Dalam lingkungan seperti ini ia bertumbuh dan belajar untuk menciptakan peluang. Menempuh pendidikan di Technische Hogescholl THS atau ITB dengan berbagai macam tentangan dan selisih pendapat dengan gurunya,menjadikan Sedyatmo mendapat julukan ” Si Kancil ” dan Selesai dari THS pada bekerja sebagai insinyur perencanaan di berbagai instansi pemerintah dan terkenal sebagai penemu “Konstruksi Cakar Ayam” pada tahun 1962 dan merancang susunan landasan Bandara Soekarno Hatta. Sedyatmo melepas semua kedudukan dan kekuasaan karena harus pensiun pada usia 55 tahun di tahun 1964, tetapi tidak berhenti sampai di situ, Sedyatmo tetap memperjuangkan temuan pondasi cakar ayamnya dan masih mengabdi di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik hingga tahun 1976. Sedyatmo berpandangan kehidupan sebagai peluang dari Tuhan,segala kemampuan yang dimiliki bersumber dari kuasa Tuhan. Manusia hanya sebagai pelaksana dari senjata yang di berikan Tuhan,senjata lima serangkai yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia yaitu imajinasi, intelektual, intuisi, inspirasi, serta insting yang bekerja di luar kesadaran manusia dan satu hal yang sangat menonjol dari karakter Sedyatmo adalah kesabarannya dan kepasrahannya kepada kehendak Yang Kuasa. Setelah 14 tahun menduda dengan 5 orang putrinya, Sedyatmo menikah dengan Hj. R. Ay. Sumarpeni. Profesor Sedyatmo meninggal dunia di usia 75 tahun pada 1984 dan dimakamkan di Karanganyar. Sepeninggalannya, Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra Kelas I kepada Sedyatmo.
apa saja hak paten yang dimiliki prof dr ir sedyatmo